Senja itu diam tak ada yg mampu memecahkan kesunyiannya.
Disaat aku meneteskan airmata karna hinaan dan cacian orang menerpaku, di kamar ini aku lemah, aku tak berdaya dan hanya buku diary tempataku bercerita, dan hanya buku diary ini yg bisa aku bentak- bentak karna hanya buku ini pula yg mau mendengar keluhanku saat aku mendapat hinaan dari semua orang dikapungku, karna aku bukan makluk sempurna , namun apakah orang itu tak pernah berfikir tentang perasaanku?? Ntahlah.. tapi yang pasti jika aku bisa memilih aku tidak mau terlahir seperti ini, aku akan menjadi orang yang sempurna.
Sebelumnya perkenalkan nama saya Hendri tidak ada yang istimewa dalam hidup ku, aku bisa disebut anak yang malang, kehidupan ku juga sederhana.
Awal ceritanya dimulai dari 5 tahun yg silam saat aku kelas 6 disalah satu Sekolah Dasar Negeri di kota sumbar.
Hari sudah menunjukkan pukul 6.30 wib, aku dibangunkan olah suara alaram jam kamarku, aku langsung bergegas untuk mandi karna aku hampir terlambat kesekolah.
Tanpa sarapan pun aku langsung bergegas menuju Dapur untuk menemui ibu, karna ku mau minta izin kesekolah sambil minta uang jajan..
Aku langsung pergi kesekolah setelah mendapatkan uang dari ibu, aku sangat senang dapat uang jajan walau nilainya tak seberapa dibanding dengan uang jajan teman-temanku pada amumnya.
Sesampainya disekolah aku langsung menuju lokal yang terletak diujung sekolah ini.
“Pagi Hen” suara Audi mengagetkanku, “Pagi juga, oh ya Di PR Matematika kamu sudah selesai??” aku langsung menuju mejaku sambil membuka tas untuk mengeluarkan buku Latihan Matematika karna Aku mau mencontek PR Audi. “Udah donk, Mau nyontek? Nih.. tapi kalo salah jangan marah ma aku yach “ “ Nggak bakalan” aku mengambil buku Audi tanpa permisi lagi.
Jam pertamapun dimulai yang diawali dengan Matematika. Pak Mukhtar guru Matematika yang super aneh pun sudah memberi komando untuk mengumpulkan PR dan bagi siapa yang tidak membuat PR akan disuruh maju kedepan dan berdiri dg satu kaki, untung saja PR ku sudah siap karna mencontek, Terima kasih Audi kau menyelamatkan hidupku..
Jam pertamapun selesai, sekarang kami kls 6 berbondong-bondong kelapangan karna jam kedua adalah Olah Raga.
“Ayo semuanya berkumpul, buat baris tiga berbanjar, “ lalu aku mengambil posisi pada barisan nomor 5 dari depan, dan Pak Susun (Guru Olah Raga) mulai mengasih materi tentang Bola, setelah setengah jam akhirnya pak susun selesai juga berceramah karna matahari juga sudah memancarkan cahayanya yang membuat kulit kuning langsatku mengeluarkan cairan yang biasa disebut keringat, lalu pak Susun menyuruh Arif (Ketua Kelas) mengambil Bola digudang, Arif lalu mulai pergi menuju gudang sekolah yg terletak dibelakang sekolah kami, sambil menunggu Arif datang kami dipersilahkan duduk di lapangan, semuanya duduk hanya aku saja yg berdiri karna aku nggak mau celanaku kotor, setelah semuanya duduk tiba-tiba Arifin (teman dibelakang Barisanku menari celnaku yang tak berikat pinggang karna orang tuaku tak mampu membelinya, saya sekolah saja sudah untung walaupun sekolah gratis karna program pemerintah yang biasa disebut Dana BOS tapi tetap saja orang tuaku tak mampu membelinya.
(kembali kecerita)
Karna Arifin menarik Celanaku dengan kuat dan akhirya celanaku melorot kebawah, dengan kejadian itu sontak semua teman-temanku tertawa bukan hanya itu, semua sekolahan tau kalau detik itu aku tidak pakai celana didepan umum, aku begitu malu tak ada yg peduli dengan perasaanku aku mulai menaikan celanaku dan airmata pun tak terbendung lagi,, yach aku menagis disitu.. aku sangat malu sekali karna semua orang menertawakanku.. tak ada yg peduli padaku, aku juga tak berani menampakkan muka walaupun bel pulang pun sudah berkumandang, aku menunggu sampai semua siswa pulang dan baru aku pergi kelokal untuk mengambil tas, namun aku begitu terkejut ketika masuk kelokal, apa yang ku dapati?? Hatiku semakin hancur ketika melihat tasku sudah ada dilantai, dan diikuti dengan serakan buku yg bertaburan dilantai bahkan ada sebagian bukuku yg robek, ku hanya termenung, kanapa hidup ku begini? Sampai-sampai aku meneteskan air mata kembali, air mata yang kurasa tak mau lagi menetes mungkin sudah habis karna setengah hari ini aku menangis (Aku termasuk orang yang cengeng dan lemah)
Tanpa pikir panjang aku membereskan buku-buku yg berserakan dilantai dengan hati yg begitu sedih dan penyesalan, aku menyesal kenapa aku terlahir keduania ini hanya untuk dilecehkan, hanya untuk di Hina.
Setelah selesai memasukkan buku kedalam tas, aku langsung pulang, sesampai dirumah aku tak sanggup mengatakan pada ibu dan ayah apa yang terjadi disekolah tadi dan tentang buku-buku tadi yang rusak, karna ku takut ibu dan ayah akan memarahiku jika tau kalau buku ku rusak karna ayah dan ibu tak sanggup lagi untuk membelinya sedangkan untuk makan saja mereka harus banting tulang untuk mencari sesuap nasi, oleh karena itu biarlah ku simpan rahasia ini sampai aku bisa mengganti buku-buku yang rusak ini apa pun caranya walau harus membanting tulang pun aku rela, aku tak kan kasih tau semua ini dan jika ibuku tau itu bukan dari mulutku.. aku janji!
Aku langsung mengganti baju, karna kami keluarga yg tergolong Miskin jadi dirumah tidak adaTelevisi, hanya kakak ku yg paling tua mempunyai Televisi yang rumahnya tidak begitu jauh dari rumahku, disitulah aku menonton TV, ini bukan nasibku sudah berubah, namun inilah penghinaan yang paling berharga di hidupku yang sampai mati tidak akan ku lupakan, suami kakak ku itu begitu kejam, kasar, bahkan ku kira tak punya hati..
(Kembali Kecerita)
Aku langsung berlari kearah rumah kakakku itu untuk menyaksikan Acara Favorite ku yaitu Kartun Dora The Explorer yang pada saat itu tayang di Nix di Lativi, aku duduk di lantai, aku takut begitu masuk tadi karna suami kakak ku sedang ikut menonton juga makanya aku duduk dilantai paling ujung karna ku takut sekali diusir walaupun itu rumah kakak ku aku tak berani untuk masuk terlalu jauh dalam sarang singa..
Ketika aku asyik-asyiknya menyaksikan Film Favorite ku tayang di layar kaca Televisi dan aku nggak tau awalnya kenapa atau salah ku apa dia menghinaku, dia merendahkanku aku hanya tersenyum walaupun sebenarnya dalam hatiku begitu hancur lebur, aku serasa tak berpijak di atas bumi namun ku harus kuat, walau pun aku terlihat salah tingkah aku tetap saja menyaksikan acara di Televisi hanya kakak ku yg membelaku itupun hanya sedikit-sedikit dan satu kalimat keluar dari mulut suami kakak ku itu yang tak akan kulupa sampai akhir hayatku dan akan ku bawa mati, “ Adik mu itu Nggak Sempurna, nggak seperti orang yang lainnya, dia itu Nggak Normal” aku begitu terkejut, aku serasa begitu rapuh, hancur berkeping-keping, aku tak mampu mengeluarkan kata-kata dan lagi-lagi aku harus kuat, ku harus senyum, walau sebenarnya aku sudah tak kuat menahan air mata, ku tak mau ambil pusing aku melanjutkan menoton TV.. lalu aku tak menyangka dia mematikan TVnya dia juga ngomong kasar sama aku, “kamu pikir bayar Listrik itu murah??”Kemudian aku diusir aku hanya memberikan senyuman seraya aku beranjak dari tempat duduk untuk pulang, sepanjang perjalan pulang dari rumah kakak ku kearah rumah yang kira-kira jaraknya kurang lebih 30 Meter aku mengis meratapi nasibku , kenapa aku begini? Adilkah ini buat ku, terkadang aku berfikir kenapa aku harus jadi manusia, kenapa aku tidak menjadi awan yang tak punya masalah,tak punya pikiran, sambilku melihat ke atas melihat awan putih yg menggumpal tanpa sadar aku telah sampai dirumah suara ibu mengagetan ku.. kamu kenpa nak?? Kamu nagis ya?? Kok nangis, anak laki itu Nggak boleh Nangis, kamu harus kuat seberapa berat pun beban hidup kita, kamu harus kuat, Nggak boleh cengeng kayak gini, karna ibu Nggak pernah ngajarin anak bungsu ibu untuk lemah” ibu memberi semangat sambil mengusap air mataku.. lalu aku bertanya pada ibu, “Bu, kenapa aku harus jadi manusia? Ibu mengerutkan keningnya karna heran lalu aku melanjutkan pembicaraanku “ kenapa aku tidak jadi awan putih disana saja bu?” ku bicara sambil melihat awan di atas yg membentuk seperti domba-domba kecil yang berterbagan karna hembusan angin, ibupun mengikitiku melihat awan.. “kok gitu nak?” “ya bu, kenapa aku jadi manusia yg selalu punya masalah aku ingin seperti awan putih disana, karna jika aku jadi mereka aku tak akan merepotkan ibu, aku tak akan membuat masalah dan membuat orang terganggu” “siapa bilang awan tidak punya masalah? Dan siapa bilang juga awan tidak pernah berbuat salah? Awan hanya indah ketika hari cerah namun awan akan menakutkan jika hari akan hujan awan akan mendung dan menurunkan air hujan yg bisa membuat bumi banjir” tapi bu, jika awan berbuat salah dia tidak akan dihukum” ibu hanya tersenyum, lalu merangkulku cerita pada ibu nak apa masahmu?? Lalu aku membalas merangkul ibu yg kurasa begitu nyaman dan hatiku damai serasa semua masalahku hilang sirna, aku tak kuat untuk menahan tangis aku menangis terisak dipekukan ibu.. “loh kok malah nangis?? Kan udah ibu peluk” aku liat mata ibu juga berkaca-kaca lalu mengusap matanya, “ bu kalo ibu dapat masalah apa yg ibu lakukan??” Sambil ku melepaskan pelukan ibu, “ ibu hanya tabah dan iklas menerimanya,dan ibu selalu berdoa’a kepada tuhan untuk selalu diberi kekuatan untuk tabah menghadapinya karna sesungguhnya masalah itu membuat kita akan semain dewasa” ibu berbicara begitu lembut dan memberikan senyuman khasnya yang tak ada bandingan manisnya senyuman ibuku dgn senyuman wanita manapun didunia ini.. terima kasih bu, kau begitu tegar menghadapi semua masalah hanya dengan senyuman, aku harus seperti ibu yg tak pernah mengeluh jika dapat masalah, ku bangga punya ibu seperti ibu yang selalu sabar dalam menghadapi masalah,, ibu your are the best..
“Mom is one, the one, and only one”
Guys tunggu Cerita Selanjutnya yach di Part II The Finale
Tidak ada komentar:
Posting Komentar