Senin, 07 November 2011
Changing hearts
“ Apa yang kau lakukan itu membuat Aku sakit Nda “ Dia berkata dengan mata berlinang.
“ Lalu apa yang harus aku lakukan agar kau tidak sakit hati ‘ Pria itu bertanya padanya
“ Aku ingin kita mengakhiri semuanya “ Dia menjawabnya dengan tersendu – sendu, sungguh berat baginya untuk mengatakan itu, namun itulah kata yang harus Ia katakan.
“ Baiklah jika itu yang membuatmu tidak sakit lagi Aku akan melakukannya “
“ Sebenarnya bukan kata itu yang ku harapkan darimu, Aku berharap kau meminta maaf padaku dan menyesali semuanya “
“ Bukankan itu yang Kau inginkan “
***
Di ujung senja itu Ia berjalan, di bwah langit merah itu Ia melangkahkan kakinya, lontai langkah tak terarah yang tak tau kemana tujuan akhirnya.
“ Ini salahmu, tapi kenapa kau tak menyesalinya “
Gilang berkata dalam hatinya.
“” Tapi itu juga salahmu, kenapa kau mau saja memaafkannya, bukankah dia telah menyakitimu berulang kali “”
Gilang mendengar suara itu, Namun dia tak menemukan siapapun disekitarnya, suara itu ia dengar sangat jelas dan berulang-ulang, dan hingga kemudian dia mendengar suara dari sisi lain “ Itulah yang namanya Cinta, Cinta tidak akan pernah membenci “ Gilang semakin bingung menentukan suara hatinya lalu suara dari sisi lain menjawabnya “ Memang itu Cinta, namun cinta tidak sesakit ini Lang, Jangan semudah itu memaafkannya “
“ Tidak Lang, Dengar suara hati kecilmu, karna hati kecilmu tidak akan berbohong “
Suara hati Gilang Seolah bersahut-sahuatan dan semakin bertolak belakang hingga pada akhirnya Gilang semakin Dilema menentukan Suara hatinya.
***
*** SIDE GILANG ***
“ Terlelapku dalam malam ini, rindu yang dahulunya adalah milikku, rindu yang dulu menghantui di setiap malamku, kini harus ku hapus seiring dengan Mentari senja yang menyembunyikan dirinya di Ufuk barat pada sore itu, Sulit memang bagiku untuk menghapus bayangmu dari ingatanku karna nama dan wajahmu sudah terukir abadi dalam hati dan pikiranku namun harus ku kikis bayangmu itu dan semua itu ku lakukan karna Letihku bersenyum, lelah ku bersandiwara, ingin ku pergi dan Berganti hati, Karna ku tak butuh yang ini lagi, ku harus Berganti Hati “
“ Kamu Belum tidur Lang ? “ Tanya Seseorang dari arah pintu kamarku, dan ternyata itu Kak Fajar, Kak Fajar adalah Kakak Ku satu-satunya karna kami dilahirkan hanya berdua.
“ Belum Kak “, Jawabku sambil menoleh kearah Pintu kamar
“ Aku Belum bisa tidur kak “ , Sambungku lagi
Kemudia Aku melihat kak Fajar mendekatiku dan akhirnya duduk di sampingku “ Kamu kenapa ? ada masalahnya” lalu aku menjawab pertanyaan kak fajar yang mengkhawatirkanku, “ Aku baik-baik saja kok Kak, Mungkin karna belum Nagtuk saja, kak fajar sendiri bagaimana, kenapa kakak Belum juga tidur bukankah besok kakak Kuliah ? “ Tanya ku mengalihkan pembicaraan
Kemudian kak Fajar Melemparkan senyuman Padaku senyum yang indah di hiasi dengan di bibirnya yang tipis memerah, “ Sama Lang, Kak Fajar juga tidak bisa tidur “
“ Kak Bagaimana kalau malam ini kita merangkai Puisi ? “ Ucapku sambil melihat kearah Kak Fajar.
“ Hmm.. Kamu lagi jatuh Cinta ya ? “ , Jawab kak Fajar
“ Jatuh Cinta ? Nggak Lah kak, Di sekolah aku ada tugas untuk membaut sebuah puisi “ jawabku berkilah
“ Baik lah, tapi Puisinya bertema apa ? “ jawab kan Fajar Antusias
“ Terserah Kak, yang penting Puisi “ jawabku.
“ Jika Ku tau Cinta Itu Sesakit Ini, Tak Akan Ku Mencinta,
Tlah ku coba Untuk tersenyum dari kepedihan Dunia, namun ku disudutkan lagi pada tangisan..
Tlah ku coba untuk tetap tertawa namun Dunia menyudutkan ku pada Air mata,
Ku mendengar Cinta itu indah, Ku melihat Cinta itu bahagia
Namun pada Akhirnya Aku yang disudutkan oleh Cinta pada kesengsaraan.
Bagi mereka Cinta itu membuat hari-hari akan terasa indah namun pada kenyataannya Cinta itu menyakitkanku “
“ Kok Puisi Kak Fajar Seperti ini kak ? “ Tanya ku terheran, Apa Kak Fajar tau apa yang terjadi pada ku
“ Kenapa Kak Fajar diam ?” Sambung ku lagi, karna pertayaanku sebelumnya tidak di jawab
“ Kamu tidur saja, hari sudah larut malam, besok kamu Sekolah” jawab Kak Fajar Dingin dan berlalu keluar kamar ku
“ Kak Fajar Aneh ! “ ucapku dan kata-kata itu sempat membaut Kak Fajar berhenti sejenak dari alunan langkah kakinya, namun tetap Kak Fajar tak menghiarukan Aku.
Akhirnya Aku memenuhi keinginan kak Fajar, Walau sulit bagiku untuk memejamkan mata di tengah gemuruhnya hati ini, namun aku harus melupakannya, karna dia bukanlah milikku lagi, aku harus menghapusnya dari pikiranku karna dia telah berpaling dariku, aku sendiri tak tahu pasti, Apakah dia selingkuh dariku atau aku yang jadi selingkuhan.
***
Pagi yang cerah di kota Pasaman, Suasana sejuk begitu terasa, angin pagi berhembus mengenai dedaunan yang masih lembab yang tersentuh embun pagi.
Terlihat dari kamarnya, Gilang begitu sibuk mempersiapkan segala sesuatu yang di perlukannya, karna hari ini hari pertama melaksanakan kegiatan Prakerin.
Gilang Prakerin Di salah Satu Instansi Pemerintahan Di Pasaman Barat, dan kelihatannya dia begitu bersemangat melakukannya, walau dalam hati dan pikirannya masih mengingat kejadian yang memilukan itu.
Tak lama kemudian Gilang dikagetkan dengan Nada dering ponselnya, tanpa basa basi gilang mengambil ponselnya yang terletak di meja, dan ternyata itu Pesan dari nomor yang tidak Ia kenal, “ Jauhi Nanda ?, karna Nanda milikku “ Itulah isi Pesan yang tertera di layar ponselnya.
Namun kelihatannya Gilang tak Menghiraukan Isi dari Pesan itu, dia langsung menuju keteras Rumahnya dan menaiki Sepeda motornya karna ia tak mau hari pertamanya ada kata terlambat dan tidak ada gunanya dia memikirkan Nanda, karna menurutnya Nanda tidak ada Hubungan apa-apa lagi dengannya.
“ Akhirnya sampai juga “ Ucap Gilang, sambil membuka Helmnya
“ Hal Lang, Kamu PL disini juga ? “ Tegur Seseorang pada Gilang,
“ Iya Sob, Kamu disini juga ? “ Tanya Gilang Balik “ Iya “ Ucapnya sambil membawa Gilang Masuk Karna Guru Pembimbing Mereka sudah menunggu di dalam,
Di tengah perjalannan Menuju ke tempat Guru Pembimbing mereka tiba-tiba Ponsel Gilang berdering kembali “ Sob kamu duluan saja, Aku mau nangkat telfon dulu “ ucap Gilang pada temannya.
Gilang : “ Halo.. Ini Siapa ? “
Penelpon : “ Kamu Gilang kan ? “
Gilang : “ Iya ada apa ya ?”
Penelpon : “Aku Dika, Pacarnya Nanda, aku Cuma mau bilang kamu
tolong jauhi Nanda karna dia milikku ‘
Gilang : “ Oh.. Nanda Bukan siapa-siapa saya kok, jadi kamu tidak Usah kwatir kalau aku akan merebutnya darimu”
Penelpon : “ baguslah Kalau memang begitu,”
Penelpon itu langsung mematikan Panggilannya tanpa memberi salam, hal itu sempat membuat Gilang kesal namun Ia tak ingi merusak harinya dengan masalah Cinta.
***
Pikiran Gilang semakin kacau, dia masih teringat apa yang dilakukan nanda Padanya, hingga Akhirnya dia memutuskan untuk minta Izin pulang karna ia ingin menuntaskan semua masalah-masalahnya.
Sesampai Di Kost Nanda, tak seorangpun ia temui, pintu rumah Nanda di kunci dan membuat Gilang memutuskan Untuk pulang, namun ketika Gilang hendak naik motornya tiba – tiba ada seorang Ibu-ibu yang bertanya “ Maaf Dek, Mau cari siapa ?” “ ini buk Aku mau nyari orang yang Kost disini, dia kemana ya ? ‘”
“ Oh.. mungkin lagi kuliah dek, kamu tunggu saja bentar lagi dia juga datang “ Ucap Ibu-ibu tu dan akhirnya aku memutuskan untuk menunggu.
=== Beberapa Jam Kemudia ===
*** SIDE GILANG***
Akhirnya yang ditunggu-tunggu datang juga, seseorang memakai sepeda motor, dengan Helm dikepalanya telah datang, Dia turun dari Motornya dengan tinggi 180Cm yang dibaluti dengan Kemeja Kotak-kotak yang tak pernah Ia Kancingkan, kemeja itu hanya sebagai pelengkap karna Dia sudah memaki Kaos didalamnya dan celana Jeans hitam, tanpa menyapa dia langsung membuka pintu Kostnya.
“ Kak, aku mau ngomong “ Aku memutuskan untuk memangilnya kakak saja, karna dia bukan siapa-siapa ku lagi
Namun Nanda tak urung menjawabnya, dia membisu, lalu ku beranikan diri untuk masuk kedalam rumah, aku duduk dilantai karna memang di kost yang lumayan sempit itu tidak ada kursi.
“ Aku mau nanya siapa itu Dika, kenapa dia bilang kalau Aku merebut kakak Darinya “ Ucapku. Namun Nanda tak jua menjawab, Dengan Kesal Aku mengikuti kemana Ia pergi, sampai dia ke WC pun Aku mengikutinya karna aku ingin mendapatkan kepastian dari Nanda.
“ Apa Urusannya sama kamu “ Ucap Nanda dengan nada yang tinggi, Aku sontak kaget dan membuat aku terdiam, suasana di kuasai oleh kehenigan yang begitu mencekam, tanpa basa basi aku pergi dari tempat itu, dan langsung menuju ke Arah depan.
Namun kelihatannya Nanda mengikutiku, “ Aku ingatkan sama kamu, kamu jangan pernah mengurus urusan ku lagi, karna kau bukan siapa-siapa disini “ Pungkasnya.
Aku terdiam sejenak, ku coba untuk tegar menahan tangis, ku ucap kata pelan-pelan karna Aku takut dia tau kalau aku terlalu berharap padanya, “ Bukan siapa-siapa, sekarang memang aku bukan siapa-siapa kamu tapi jelas ini ada urusannya sama aku, karna Pacar kamu yang bernama Dika itu selalu menggangguku, jadi aku pengen ingatin kamu, kalau punya pacar tolong di bilangin “ Ucapku.
“ Oh,jadi itu masalahnya,”
“ Ia “ jawabku singkat “
“ Baik, Akan aku sampaikan nanti padanya “ Ucapnya
“ Cuma itu ? “ Tanyaku karna Aku berharap kalau Nanda meminta Maaf karna Ia telah membentakku
“ Mau Kamu apa lagi? Sudah cukup kan, Lagian diantara kita tidak ada yang tersakiti kan ?, sekarang kamu boleh pergi “
“ Kamu mengusir saya ? “ ucapku kesal
“ Menurutmu ? “ Ucapnya Singkat. Tanpa permisi aku pergi dari tempat yang ku anggap sebagai neraka itu, aku berkata dalam hati bahwa dia akan menyesal telah melakukan ini padaku.
Hari hari berganti, dan minggu minggu berlalu, aku harus bisa melupakan semuanya, walau begitu pahit tapi itu akan tetap ku tempuh, mungkin itulah takdir yang harus ku lalui, aku tak bisa merobahnya karna seberapapun aku melawan takdir, takdir itu akan terus berjalan, tak peduli ada yang terluka.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar