Karya Wisnu Chaesar (wisnu.chaesar@yahoo.com)
“Gara-gara Magang”
Kisah ini menceritakan
tentang perjalanan cinta seorang pria yang kehadirannya diindonesia sangat
tidak diinginkan oleh masyarakat luas. Ialah pria yang biasanya dijuluki “Gay”
atau “Homo”. Pria seperti ini mungkin banyak diindonesia, tapi mereka menutup
serapat mungkin keadaan mereka agar bisa tetap menjalani kehidupan seperti
biasa. Tanpa dihina, tanpa dicela, tanpa dicaci dan dimaki.
Disini, saya akan
menceritakan perjalanan cinta seorang pria gay yang bernama Ardi. Ardi tak
pernah minta untuk menjadi seorang gay, tapi keadaan yang merubah dia menjadi
seperti itu. Keadaan Ardi yang “Broken
Home” sejak dia berusia 3 tahun membuat dia frustasi dan memilih jalan
tersebut. Dan sekarang dia terjebak didunia-nya itu dan merasa sulit untuk
keluar.
Ardi adalah siswa berprestasi
di salah satu SMK Swasta dikota makassar. Ia duduk dibangku kelas XI dan
sebentar lagi adalah saat untuk dia menjalani Praktek Kerja Magang. Ia memilih
Magang di salah satu daerah diKalimantan Timur. Alasannya karena Ayah-nya bekerja
disalah satu tambang batu bara didaerah tersebut. Ia memilih magang di bagian
IT, sesuai dengan jurusannya disekolah (Tek. Komputer & Jaringan).
Hari pertama dia magang,
semua berjalan dengan lancar. Dia sudah mulai beradaptasi dengan para crew IT
dan karyawan lain di perusahaan tersebut. Tapi, ada seseorang yang begitu
menarik perhatiannya. Iya, dia adalah Sufiyan atau biasa disapa dengan sebutan
Iyan. Seorang pria yang kelihatan tampan dan simple, sesuai dengan kriteria
Ardi.
Ardi tak pernah berani untuk
mengugkapkan apa yang ada didalam hati-nya dikarenakan dia tidak merasa yakin
kalau Iyan adalah pria yang sama seperti diri-nya. Dan alasan lain Ardi tak
mengungkapkan-nya adalah karna sikap Iyan yang selama ini tampak CUEK terhadap
Ardi. Setiap kali mereka lewat berpapasan, hanya Ardi yang tersenyum kepada
Iyan dan iyan pergi berlalu tanpa memperdulikan Ardi.
Suatu ketika, tanpa sengaja
mereka bertabrakan karena mereka berjalan dari arah yang berbeda tanpa
memperhatikan jalan. Ponsel, yah, mereka sama-sama asyik dengan ponsel
masing-masing dan terjadilah tabrakan yang tidak diinginkan. “Eh, kalo jalan
liat-liat dong. Maen tabrak aja” kata Iyan. “Maaf mas. Saya tidak sengaja. Saya
sedang asyik dengan ponsel saya” jawab Ardi. “kali ini kamu ku maafkan. Tapi
lain kali liat-liat” sahut Iyan sambil beranjak pergi meninggalkan Ardi yang
masih kesakitan. Disini Ardi memang bodoh, sebenarnya dia tidak perlu minta
maaf karena mereka sama-sama salah.
Hari berganti minggu, minggu
berganti bulan dan tak terasa sudah 3 bulan Ardi menjalani Magang diperusahaan
tersebut. Dan selama itu pula ia memendam rasa cinta-nya terhadap Iyan.
Sekarang, mereka sudah mulai akrab dan keakraban mereka terjalin sejak kajadian
tabrakan itu. Tapi semakin lama, Ardi merasa keadaan sudah tidak memungkinkan
lagi untuk memiliki Iyan sebagai kekasih-nya. Ardi-pun memutuskan untuk
melupakan Iyan agar dia bisa tenang pulang ke makassar.
Iyan yang merasa aneh dengan
sikap Ardi yang berubah drastis terhadap-nya akhirnya mempertanyakan hal tersebut
kepada Ardi. “Di, kamu kenapa sih, sekarang kok jarang gangguin aku lagi?”
tanya Iyan. “Gak apa-apa Yan, aku Cuma lagi sibuk aja ngurusin sertifikat
magang aku” jawab Ardi. “Di, aku boleh Ngomong sesuatu gak?” tanya Iyan. “Mau
ngomong apa?” Jawab Ardi. “Kamu ngerasa ada yang aneh gak didiri kamu tiap
bareng sama aku?”tanya Iyan lagi. “Emank knp kamu nanyain itu?”kata Ardi.
“soalnya aku nge-rasa ada yang aneh didiri aku tiap aku bareng sama kamu.
Jantungku berdegup kencang. Aku gak tau knp, tapi aku nge-rasa nyaman tiap sama
kamu. Mungkin gak sih Van aku jatuh cinta sama kamu?” Kata Iyan panjang lebar.
Ardi yang masih shock
mendengar itu akhirnya mulai bicara “Dulu, waktu pertama kali aku masuk magang
disini, ada seseorang yang begitu menarik perhatianku dan sejak saat itu juga
aku merasa jatuh hati pada orang tersebut. Tapi aku tak berani untuk
mengungkapkan-nya karna sikap-nya yang selalu CUEK terhadapku. tetap hingga
seminggu kemudian ada kejadian uang membuatku akhirnya bersahabat dengan dia.
Tapi, aku merasa gak bisa untuk ungkapin itu. Dan persahabatan kami berlanjut
dan seminggu yang lalu aku mulai berfikir untuk melupakannya dikarenakan aku udah mau menyelesaikan Magangku disini.
Tapi, ternyata orang itu baru saja mengungkapkan cinta-nya padaku. Kenapa?
Kenapa dia mengungkapkan-nya disaat-saat terakhir? Knp dia mengungkapkan-nya
disaat aku mau melupakan-nya? Aku kecewa pada-nya!” jelas Ardi panjang kali
lebar kali tinggi.
“Haaa?? Sungguh Ardi?” tanya
Iyan. “Untuk apa aku bohong?” jawab Ardi. “Bisakah kita mulai dari awal lagi?” Sahut Iyan. “Kamu terlambat”
jawab Ardi berlalu meninggalkan Iyan yang masih terduduk merenungi apa yang
telah terjadi. Timbul penyesalan dihati Iyan dikarenakan ia terlambat mengatakan
semua-nya. Tapi Iyan kembali bangkit setelah dia mengingat bahwa masih ada
waktu untuk mereka saling mencurahkan kasih sayang. Ardi masih sebulan lagi dan
Iyan rasa itu masih cukup.
Iyan-pun berlari mengejar
Ardi dan mengatakan apa yang baru saja terlintas dibenak-nya dan Ardi-pun
mempertimbangkan kembali untuk menyudahi-nya. Akhirnya apa yang Ardi inginkan
slama ini tercapai, Ia bisa memiliki Iyan walaupun hanya sebulan tapi dia yakin
akan merasa bahagia. Dan Iyan memutuskan untuk bertukar kamar dengan Angga
(Teman sekamar Ardi diMess) dikarenakan Iyan ingin menikmati malam-malam
terkahir bersama orang yang ia sayangi tersebut dan untung saja Angga setuju
untuk bertukar kamar dengan Iyan.
Setiap hari, Iyan dan Ardi
selalu bersama dan tiba-lah hari itu. Ia,hari dimana Ardi dan Iyan harus
berpisah. Iyan sebenarnya tidak mau melepaskan kekasih-nya itu, tapi sekeras
apapun usaha Iyan mereka tetap takkan bisa bersama. Ardi harus kembali ke
makassar. Malam sebelum kepulangan Ardi, Iyan tak henti-hentinya memeluk Ardi sambil
terus mencurahkan air mata. Ardi-pun tak dapat menahan air mata-nya melihat
Iyan menangis dan jadilah mereka berpesta dengan air mata malam itu.
Hari H-nya tiba, Iyan
mengantarkan Ardi ke pelabuhan. Sepanjang dibus, mereka terus berpelukan seolah
tak mau terpisahkan. Mereka tak memperdulikan orang-orang yang menatap mereka
dengan tatapan penghinaan. Mereka hanya memperdulikan hati mereka yang pedih
karena harus berpisah. Dan tiba-lah mereka dipelabuhan.
Ditengah keramaian, Iyan
mencium pipi, kening dan bibir Ardi dan Mereka tak memperdulikan orang lain. Kemudian,
Iyan memeluk Ardi untuk terakhir kali-nya dan berkata ditelinga Ardi “jaga diri
kamu baik-baik, sayang. Jaga kesehatan, jangan lupa makan”. “ iya, kamu juga
baik-baik, dan berusahalah buat lupain aku” jawab Ardi. “Sampai nyawa ini
habis-pun aku gak akan pernah lupain kamu” jawab Iyan lagi. Ardi hanya diam dan
berlalu meninggalkan Iyan dan menaiki tangga kapal.
Iyan masih menunggu
dipelabuhan, dia berharap ada keajaiban yang membuat Ardi turun den mengubah
niat-nya. Tapi, itu semua hanya impian Iyan saja karena kapal yang ditumpangi Ardi
mulai melaju meningglakan pelabuhan semayang, balikpapan. Air mata Iyan
mengalir semakin deras dan dia berkata “selamat tinggal cinta pertama dan
terakhirku!” dan Iyan kembali meneruskan pekerjaan-nya tanpa Ardi.
Ditengah perjalanan, Ardi
tengah asyik memandangi lautan yang terbentang luas sambil mendengarkan musik
yang keluar melalui headphone kesayangan-nya. Ardi tengah asyik mendengarkan
lagu “Hero” sambil mengenang Iyan tiba-tiba ada seseorang yang menurunkan
headphone-nya. Spontan, Ardi terkejut dan ketika ia melihat orang tersebut ia
semakin terkejut karena orang itu tiba-tiba memotret wajah Ardi yang lagi
terkajut. Mulut Ardi -pun kembali berkotek “Heh, siapa kamu? Udah datang-nya
ngagetin, langsung maen jepret pula” “sorry mas, saya senang mengoleksi
foto-foto unik dan saya lihat anda lagi melamun, jadi saya kerjain dengan
memotret wajah mas yang kaget, hasil-nya bagus kok mas. Mau lihat?” sahut pria
itu. “gak perlu” jawab Ardi ketus dan langsung membalikkan kembali badan-nya
membelakangi pria itu dan memakai kembali headphone kesayangan-nya.
Pria itu-pun pindah berdiri
disamping Ardi dan menurunkan lagi headphone Ardi sambil berkata “bisa kita
kenalan?” “mau kamu apa sih? Dari tadi gangguin orang mulu” sahut Ardi dan
orang itupun menjawab “kenalan”. Otak Ardi -pun berjalan dan mempertimbangkan
pria tersebut, dia melihat pria itu brewokan dan Ardi sangat suka dengan pria
brewokan, tapi Ardi mau jual mahal dulu. Akhir-nya Ardi pun menjawab “saya
harap kamu tidak mengganggu saya lagi setelah saya menyebutkan nama saya” sahut
Ardi. “Reza” kata pria itu sambil menjulurkan tangan kanan-nya. “Ardi” kata Ardi
tanpa membalas salaman tangan Reza.
Ardi-pun kembali ke
tempat-nya, tapi Reza tetap mengikuti Ardi hingga Ardi sampai ditempat-nya.
Setelah tahu tempat Ardi, Reza mengambil barang-nya dan pindah ke tempat
disekitar Ardi yang kebetulan masih kosong. Melihat Reza, Ardi Langsung berkata
“anda lupa dengan janji anda?” kata Ardi. “Tidak, saya hanya pindah tempat
karena tempat saya terlalu full dan saya lihat disini masih kosong jadi saya
pindah kesini. Kita sama-sama bayar kan?” dan
Ardi mengalah.
Ditengah malam, Reza kembali
gangguin Ardi yang tengah asyik tidur. Ardi -pun mulai risih dengan Reza dan
dia-pun marah-marah kepada Reza “Mau kamu apa sih? Dari tadi sore gangguin saya
terus?” Reza-pun mengetik sesuatu diPonsel-nya. “sejak dipelabuhan tadi saya
lihat kamu sama pacar kamu pelukan. Disitu saya yakin kalau kalian adalah
pasangan yang berpisah dan saya tertarik dengan kamu.” Isi pesan yang ditulis
Reza diponsel-nya dan diberikan kepada Ardi serta menyuruh Ardi untuk
membaca-nya.
Ardi terkejut dengan apa yang
dikatakan oleh Reza, akhir-nya Ardi mengajak Reza bicara ditempat lain dan
anjungan kapal yang menjadi tempat mereka berbicara. Ardi membuka pembicaraan
“apa yang membuatmu tertarik dengan saya?” “Senyummu” jawab Reza. “ada apa
dengan senyumku?” jawab Ardi “Maniiiiiiiiiiisssssss banget!” sahut Reza. “knp
kamu berani mengatakan ini semua, sedangkan kamu tau kalau saya baru saja
berpisah dengan pacar saya dan masih tidak memungkinkan untuk saya
melupakan-nya” Sahut Ardi panjang lebar. “saya bisa bantu kamu untuk
melupakan-nya” Ardi yang tadi-nya agak ilfeel dengan Reza yang pengganggu,
tiba-tiba merasa ada yang aneh ketika Reza mendekatkan wajah-nya ke wajah Ardi.
Wajah Ardi terlihat memerah, jentung-nya berdegup kencang dan tarjadilah ciuman
manis antara Ardi dan Reza.
Reza menggenggam kedua tangan
Ardi dan berkata “aku akan bahagiakan kamu” “kamu berjanji?” jawab Ardi. “aku
janji” dan mereka saling memberikan senyuman termanis dan Ardi bersandar didada
Reza sambil memandangi bintang dilangit malam itu. Malam itu, mereka hanya
memandangi bintang dilangit dengan kepala
Ardi yang bersandar didada Reza dan tangan mereka saling menggenggam
erat serta mulut yang diam seribu bahasa. Dan tak terasa hari sudah menjelang
pagi dan mereka baru menyadari ternyata mereka telah memandang langit selama 5
jam. Mereka berdua tertawa setelah melihat arloji masing-masing.
Tak terasa kapal yang
ditumpangi Ardi dan Reza telah bersandar dipelabuhan makassar, mereka tetap
bersama karena mereka berjanji untuk pulang bareng. Ardi yang duluan tiba
dirumahnya turun dari taxi dan berkata “aku duluan yah” “nanti malam kujemput
yah, sayang” jawab Reza sambil mencium pipi Ardi. Ardi hanya menganggukkan
kepala.
Setelah acara kangen-kangenan
antara Ardi dan keluarga-nya, Ardi -pun segera bergegas mandi dan siap-siap
untuk jalan dengan Reza, kekasih baru-nya.tepat pukul 08:00 wita, ponsel Ardi
berbunyi dan ternyata pesan dari Reza yang berisi “aku udah ada didepan, kamu
udah siap?” tanpa membalas pesan itu, Ardi langsung bergegas keluar dan menemui
Reza. “Wow, kamu Ardi kan?” kata Reza ketika meliahat Ardi. ”ya iyalah, sayang.
Kamu fikir aku ini siapa?” sahut Ardi. “kamu ganteeeeeng banget. Aku gak salah
pilih. Ayo naik” jawab Reza. Ardi -pun menaiki motor Reza dan Reza berkata “
aku gak mau kamu jatuh, jadi aku gak bakalan jalan kalo kamu gak meluk aku” dan
Ardi melinglarkan tangan-nya dipinggang Reza. Reza masih ngomel dan bilang
“Kurang kenceng meluk-nya sayang” Ardi mengalah dan memeluk Reza dengan erat.
Motor Reza-pun melaju menuju
ke anjungan pantai losari. Ardi hanya diam dan merasakan kehangatan tubuh Reza.
Reza membuka pembicaraan “sayang, knp diam?” “aku lagi merasakan kehangatan
tubuh kamu” jawab Ardi. Reza hanya
tertawa melihat tingkah kekasih yang dia sayangi itu. Setiba di anjungan pantai
losari, mereka berdua menikmati pisang epe sambil memandang pengunjung satu per
satu. Selesai makan Reza langsung mengajak Ardi pergi lagi. “sayang, cabut yuk”
kata Reza. “mau kemana” jawab Ardi “Hotel” sahut Reza dan Ardi hanya
menganggukkan kepala-nya. Setelah chek-in, mereka memasuki kamar mereka,
mangunci pintu dan semua terjadi. Tapi sebelum Reza melakukan-nya, Ardi sempat
bertanya “kamu yakin?” “sangat yakin” jawab Reza. Akhir-nya malam itu semua
terjadi.
Tanpa terasa telah 8 bulan Ardi
dan Reza menjalin hubungan tersebut dengan bahagia. tapi Ardi merasa ada yang aneh
dengan Reza belakangan ini. Reza sudah jarang mengajak Ardi ketemuan bahkan
untuk mengirim sms-pun sudah hampir tak
pernah. Ardi yang muak dengan sikap Reza akhirnya angkat bicara. Ia
mengirim pesan kepada Reza yang berisi “aku merasa ada yang aneh dengan sikapmu
belakangan ini, kamu knp?” dan Reza membalas “maaf, akhir-akhir ini aku sibuk.
Ada masalah keluarga yang harus aku selesaikan.” Ardi yang membaca sms itu
langsung kaget dikarenakan itu adalah sms pertama dari Reza tanpa menggunakan
kata Sayang.
Ardi -pun mulai berfikir
kalau Reza tak memperdulikan-nya lagi dan ia memutuskan untuk mengakhiri
hubungan-nya dengan Reza. Melalui sms, Ardi memutuskan Reza “maafin aku karena
aku udah gak tahan dengan ini semua. Aku gak tahan dengan sikap kamu selama
ini, jadi maafin aku kalo aku ingin mengakhiri ini semua”. Reza tak
memperdulikan sms dari Ardi itu dan akhirnya Ardi mulai menjalani hari-hari-nya
sendiri lagi.
Seminggu kemudian, Ardi dapat
kabar kalau ayah-nya akan dipindah tugaskan di manado dan ayah-nya ingin agar Ardi
ikut dengan ayah-nya setelah lulus sekolah untuk bekerja disana. Ardi -pun
menyetujui-nya dikarenakan ia ingin melupakan Reza. Disaat yang bersamaan, ada
sebuah undangan pernikahan yang ditujukan kepeda Ardi. Tentu saja Ardi
penasaran siapa yang akan menikah. Betapa shock-nya Ardi melihat nama pria yang
ada diundangan tersebut adalah “Reza Efansyah”.
Kaki Ardi melemas seolah tak
mampu menahan tubuh Ardi yang kurus itu tapi Ardi berusaha untuk menenangkan
hati-nya serta menahan air mata-nya. Tapi, hasil-nya tetap nihil dan air mata Ardi
mengalir deras dari mata indah-nya. Ternyata
Reza selama ini tidak merespon Ardi dikarenakan ia sibuk mengurus
pernikahan-nya. Jadi yang dia maksud masalah keluarga ialah pernikahan-nya.
Hati Ardi seperti tersayat, sakiiiiiiiiiiiiiiiit banget. Tapi, itu semua adalah
jalan yang dipilih Reza. Mungkin menurut Reza itu adalah jalan terbaik untuk ia
dan Ardi.
Hari pernikahan Reza
bertepatan dengan hari keberangkatan Ardi ke manado, tapi Ardi berusaha untuk
menghadiri pernikahan pria yang ia sayangi tersebut. Sesampai dilokasi acara, Ardi
langsung memberikan selamat kepada Reza sebagai tanda bahwa Ardi telah
mengikhlaskan Reza untuk menikah. “Selamat yah bro” kata Ardi sambil menahan
pemberontak didalam hati-nya. “makasih ya kamu udah bersedia datang” jawab
Reza. “aku langsung balik yah soal-nya buru-buru mau ke airport” sahut Ardi.
“kamu mau kemana?” jawab Reza lagi “aku mau keluar kota” Ardi berkata sambil
berlalu meninggalkan Reza serta memberikan selamat kepada ibu Reza.
“Nak Ardi, buru-buru banget
mau kemana?” kata ibu Reza yang sudah sangat kenal dengan Ardi. “aku bru-buru
tante mau ke airport” jawab Ardi “loh, mau
kemana?” “aku mau ke luar kota tante”jawab Ardi. “iya tante tau, tapi
kemana nak? Lama kah?” kata ibu Reza. “mungkin aku bakal tinggal disana tante.
Ya udah ya tante Ardi pamit dulu” kata Ardi sambil mencium tangan ibu Reza yang
sudah ia anggap sebagai ibu-nya. “hati-hati yah nak” sahut ibu Reza. Ardi
sengaja tidak memberitahukan kepada Reza dan keluarga-nya mengenai kemana ia
akan pergi karena ia memang ingin Reza tidak mencari-nya lagi.
Akhir-nya Ardi pergi
meninggalkan makassar dan Reza. Setiba-nya dimanado, ia langsung bekerja
disalah satu tambang emas disana. Ia bekerja sebagai seorang officer dan ia
menikmati pekerjaan-nya tersebut tapi Reza tetap selalu didalam hati-nya.
Cerita ini saya beri judul
“Gara-Gara Magang” karena gara-gara ardi magang, dia bertemu dengan Iyan, Cinta
pertama-nya dan Reza, cinta terakhirnya.
Sekian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar