Jumat, 13 Juli 2012

Gara - Gara Magang

Karya Wisnu Chaesar (wisnu.chaesar@yahoo.com)


“Gara-gara Magang”

                   Kisah ini menceritakan tentang perjalanan cinta seorang pria yang kehadirannya diindonesia sangat tidak diinginkan oleh masyarakat luas. Ialah pria yang biasanya dijuluki “Gay” atau “Homo”. Pria seperti ini mungkin banyak diindonesia, tapi mereka menutup serapat mungkin keadaan mereka agar bisa tetap menjalani kehidupan seperti biasa. Tanpa dihina, tanpa dicela, tanpa dicaci dan dimaki.
                   Disini, saya akan menceritakan perjalanan cinta seorang pria gay yang bernama Ardi. Ardi tak pernah minta untuk menjadi seorang gay, tapi keadaan yang merubah dia menjadi seperti itu. Keadaan Ardi  yang “Broken Home” sejak dia berusia 3 tahun membuat dia frustasi dan memilih jalan tersebut. Dan sekarang dia terjebak didunia-nya itu dan merasa sulit untuk keluar.
                   Ardi adalah siswa berprestasi di salah satu SMK Swasta dikota makassar. Ia duduk dibangku kelas XI dan sebentar lagi adalah saat untuk dia menjalani Praktek Kerja Magang. Ia memilih Magang di salah satu daerah diKalimantan Timur. Alasannya karena Ayah-nya bekerja disalah satu tambang batu bara didaerah tersebut. Ia memilih magang di bagian IT, sesuai dengan jurusannya disekolah (Tek. Komputer & Jaringan).
                   Hari pertama dia magang, semua berjalan dengan lancar. Dia sudah mulai beradaptasi dengan para crew IT dan karyawan lain di perusahaan tersebut. Tapi, ada seseorang yang begitu menarik perhatiannya. Iya, dia adalah Sufiyan atau biasa disapa dengan sebutan Iyan. Seorang pria yang kelihatan tampan dan simple, sesuai dengan kriteria Ardi.
                   Ardi tak pernah berani untuk mengugkapkan apa yang ada didalam hati-nya dikarenakan dia tidak merasa yakin kalau Iyan adalah pria yang sama seperti diri-nya. Dan alasan lain Ardi tak mengungkapkan-nya adalah karna sikap Iyan yang selama ini tampak CUEK terhadap Ardi. Setiap kali mereka lewat berpapasan, hanya Ardi yang tersenyum kepada Iyan dan iyan pergi berlalu tanpa memperdulikan Ardi.
                   Suatu ketika, tanpa sengaja mereka bertabrakan karena mereka berjalan dari arah yang berbeda tanpa memperhatikan jalan. Ponsel, yah, mereka sama-sama asyik dengan ponsel masing-masing dan terjadilah tabrakan yang tidak diinginkan. “Eh, kalo jalan liat-liat dong. Maen tabrak aja” kata Iyan. “Maaf mas. Saya tidak sengaja. Saya sedang asyik dengan ponsel saya” jawab Ardi. “kali ini kamu ku maafkan. Tapi lain kali liat-liat” sahut Iyan sambil beranjak pergi meninggalkan Ardi yang masih kesakitan. Disini Ardi memang bodoh, sebenarnya dia tidak perlu minta maaf karena mereka sama-sama salah.
                   Hari berganti minggu, minggu berganti bulan dan tak terasa sudah 3 bulan Ardi menjalani Magang diperusahaan tersebut. Dan selama itu pula ia memendam rasa cinta-nya terhadap Iyan. Sekarang, mereka sudah mulai akrab dan keakraban mereka terjalin sejak kajadian tabrakan itu. Tapi semakin lama, Ardi merasa keadaan sudah tidak memungkinkan lagi untuk memiliki Iyan sebagai kekasih-nya. Ardi-pun memutuskan untuk melupakan Iyan agar dia bisa tenang pulang ke makassar.


                   Iyan yang merasa aneh dengan sikap Ardi yang berubah drastis terhadap-nya akhirnya mempertanyakan hal tersebut kepada Ardi. “Di, kamu kenapa sih, sekarang kok jarang gangguin aku lagi?” tanya Iyan. “Gak apa-apa Yan, aku Cuma lagi sibuk aja ngurusin sertifikat magang aku” jawab Ardi. “Di, aku boleh Ngomong sesuatu gak?” tanya Iyan. “Mau ngomong apa?” Jawab Ardi. “Kamu ngerasa ada yang aneh gak didiri kamu tiap bareng sama aku?”tanya Iyan lagi. “Emank knp kamu nanyain itu?”kata Ardi. “soalnya aku nge-rasa ada yang aneh didiri aku tiap aku bareng sama kamu. Jantungku berdegup kencang. Aku gak tau knp, tapi aku nge-rasa nyaman tiap sama kamu. Mungkin gak sih Van aku jatuh cinta sama kamu?” Kata Iyan panjang lebar.
                   Ardi yang masih shock mendengar itu akhirnya mulai bicara “Dulu, waktu pertama kali aku masuk magang disini, ada seseorang yang begitu menarik perhatianku dan sejak saat itu juga aku merasa jatuh hati pada orang tersebut. Tapi aku tak berani untuk mengungkapkan-nya karna sikap-nya yang selalu CUEK terhadapku. tetap hingga seminggu kemudian ada kejadian uang membuatku akhirnya bersahabat dengan dia. Tapi, aku merasa gak bisa untuk ungkapin itu. Dan persahabatan kami berlanjut dan seminggu yang lalu aku mulai berfikir untuk melupakannya dikarenakan  aku udah mau menyelesaikan Magangku disini. Tapi, ternyata orang itu baru saja mengungkapkan cinta-nya padaku. Kenapa? Kenapa dia mengungkapkan-nya disaat-saat terakhir? Knp dia mengungkapkan-nya disaat aku mau melupakan-nya? Aku kecewa pada-nya!” jelas Ardi panjang kali lebar kali tinggi.
                   “Haaa?? Sungguh Ardi?” tanya Iyan. “Untuk apa aku bohong?” jawab Ardi. “Bisakah kita mulai  dari awal lagi?” Sahut Iyan. “Kamu terlambat” jawab Ardi berlalu meninggalkan Iyan yang masih terduduk merenungi apa yang telah terjadi. Timbul penyesalan dihati Iyan dikarenakan ia terlambat mengatakan semua-nya. Tapi Iyan kembali bangkit setelah dia mengingat bahwa masih ada waktu untuk mereka saling mencurahkan kasih sayang. Ardi masih sebulan lagi dan Iyan rasa itu masih cukup.
                   Iyan-pun berlari mengejar Ardi dan mengatakan apa yang baru saja terlintas dibenak-nya dan Ardi-pun mempertimbangkan kembali untuk menyudahi-nya. Akhirnya apa yang Ardi inginkan slama ini tercapai, Ia bisa memiliki Iyan walaupun hanya sebulan tapi dia yakin akan merasa bahagia. Dan Iyan memutuskan untuk bertukar kamar dengan Angga (Teman sekamar Ardi diMess) dikarenakan Iyan ingin menikmati malam-malam terkahir bersama orang yang ia sayangi tersebut dan untung saja Angga setuju untuk bertukar kamar dengan Iyan.
                   Setiap hari, Iyan dan Ardi selalu bersama dan tiba-lah hari itu. Ia,hari dimana Ardi dan Iyan harus berpisah. Iyan sebenarnya tidak mau melepaskan kekasih-nya itu, tapi sekeras apapun usaha Iyan mereka tetap takkan bisa bersama. Ardi harus kembali ke makassar. Malam sebelum kepulangan Ardi, Iyan tak henti-hentinya memeluk Ardi sambil terus mencurahkan air mata. Ardi-pun tak dapat menahan air mata-nya melihat Iyan menangis dan jadilah mereka berpesta dengan air mata malam itu.


                   Hari H-nya tiba, Iyan mengantarkan Ardi ke pelabuhan. Sepanjang dibus, mereka terus berpelukan seolah tak mau terpisahkan. Mereka tak memperdulikan orang-orang yang menatap mereka dengan tatapan penghinaan. Mereka hanya memperdulikan hati mereka yang pedih karena harus berpisah. Dan tiba-lah mereka dipelabuhan.
                   Ditengah keramaian, Iyan mencium pipi, kening dan bibir Ardi dan Mereka tak memperdulikan orang lain. Kemudian, Iyan memeluk Ardi untuk terakhir kali-nya dan berkata ditelinga Ardi “jaga diri kamu baik-baik, sayang. Jaga kesehatan, jangan lupa makan”. “ iya, kamu juga baik-baik, dan berusahalah buat lupain aku” jawab Ardi. “Sampai nyawa ini habis-pun aku gak akan pernah lupain kamu” jawab Iyan lagi. Ardi hanya diam dan berlalu meninggalkan Iyan dan menaiki tangga kapal.
                   Iyan masih menunggu dipelabuhan, dia berharap ada keajaiban yang membuat Ardi turun den mengubah niat-nya. Tapi, itu semua hanya impian Iyan saja karena kapal yang ditumpangi Ardi mulai melaju meningglakan pelabuhan semayang, balikpapan. Air mata Iyan mengalir semakin deras dan dia berkata “selamat tinggal cinta pertama dan terakhirku!” dan Iyan kembali meneruskan pekerjaan-nya tanpa Ardi.
                   Ditengah perjalanan, Ardi tengah asyik memandangi lautan yang terbentang luas sambil mendengarkan musik yang keluar melalui headphone kesayangan-nya. Ardi tengah asyik mendengarkan lagu “Hero” sambil mengenang Iyan tiba-tiba ada seseorang yang menurunkan headphone-nya. Spontan, Ardi terkejut dan ketika ia melihat orang tersebut ia semakin terkejut karena orang itu tiba-tiba memotret wajah Ardi yang lagi terkajut. Mulut Ardi -pun kembali berkotek “Heh, siapa kamu? Udah datang-nya ngagetin, langsung maen jepret pula” “sorry mas, saya senang mengoleksi foto-foto unik dan saya lihat anda lagi melamun, jadi saya kerjain dengan memotret wajah mas yang kaget, hasil-nya bagus kok mas. Mau lihat?” sahut pria itu. “gak perlu” jawab Ardi ketus dan langsung membalikkan kembali badan-nya membelakangi pria itu dan memakai kembali headphone kesayangan-nya.
                   Pria itu-pun pindah berdiri disamping Ardi dan menurunkan lagi headphone Ardi sambil berkata “bisa kita kenalan?” “mau kamu apa sih? Dari tadi gangguin orang mulu” sahut Ardi dan orang itupun menjawab “kenalan”. Otak Ardi -pun berjalan dan mempertimbangkan pria tersebut, dia melihat pria itu brewokan dan Ardi sangat suka dengan pria brewokan, tapi Ardi mau jual mahal dulu. Akhir-nya Ardi pun menjawab “saya harap kamu tidak mengganggu saya lagi setelah saya menyebutkan nama saya” sahut Ardi. “Reza” kata pria itu sambil menjulurkan tangan kanan-nya. “Ardi” kata Ardi tanpa membalas salaman tangan Reza.
                   Ardi-pun kembali ke tempat-nya, tapi Reza tetap mengikuti Ardi hingga Ardi sampai ditempat-nya. Setelah tahu tempat Ardi, Reza mengambil barang-nya dan pindah ke tempat disekitar Ardi yang kebetulan masih kosong. Melihat Reza, Ardi Langsung berkata “anda lupa dengan janji anda?” kata Ardi. “Tidak, saya hanya pindah tempat karena tempat saya terlalu full dan saya lihat disini masih kosong jadi saya pindah kesini. Kita sama-sama bayar kan?” dan  Ardi mengalah.


                   Ditengah malam, Reza kembali gangguin Ardi yang tengah asyik tidur. Ardi -pun mulai risih dengan Reza dan dia-pun marah-marah kepada Reza “Mau kamu apa sih? Dari tadi sore gangguin saya terus?” Reza-pun mengetik sesuatu diPonsel-nya. “sejak dipelabuhan tadi saya lihat kamu sama pacar kamu pelukan. Disitu saya yakin kalau kalian adalah pasangan yang berpisah dan saya tertarik dengan kamu.” Isi pesan yang ditulis Reza diponsel-nya dan diberikan kepada Ardi serta menyuruh Ardi untuk membaca-nya.
                   Ardi terkejut dengan apa yang dikatakan oleh Reza, akhir-nya Ardi mengajak Reza bicara ditempat lain dan anjungan kapal yang menjadi tempat mereka berbicara. Ardi membuka pembicaraan “apa yang membuatmu tertarik dengan saya?” “Senyummu” jawab Reza. “ada apa dengan senyumku?” jawab Ardi “Maniiiiiiiiiiisssssss banget!” sahut Reza. “knp kamu berani mengatakan ini semua, sedangkan kamu tau kalau saya baru saja berpisah dengan pacar saya dan masih tidak memungkinkan untuk saya melupakan-nya” Sahut Ardi panjang lebar. “saya bisa bantu kamu untuk melupakan-nya” Ardi yang tadi-nya agak ilfeel dengan Reza yang pengganggu, tiba-tiba merasa ada yang aneh ketika Reza mendekatkan wajah-nya ke wajah Ardi. Wajah Ardi terlihat memerah, jentung-nya berdegup kencang dan tarjadilah ciuman manis antara Ardi dan Reza.
                   Reza menggenggam kedua tangan Ardi dan berkata “aku akan bahagiakan kamu” “kamu berjanji?” jawab Ardi. “aku janji” dan mereka saling memberikan senyuman termanis dan Ardi bersandar didada Reza sambil memandangi bintang dilangit malam itu. Malam itu, mereka hanya memandangi bintang dilangit dengan kepala  Ardi yang bersandar didada Reza dan tangan mereka saling menggenggam erat serta mulut yang diam seribu bahasa. Dan tak terasa hari sudah menjelang pagi dan mereka baru menyadari ternyata mereka telah memandang langit selama 5 jam. Mereka berdua tertawa setelah melihat arloji masing-masing.
                   Tak terasa kapal yang ditumpangi Ardi dan Reza telah bersandar dipelabuhan makassar, mereka tetap bersama karena mereka berjanji untuk pulang bareng. Ardi yang duluan tiba dirumahnya turun dari taxi dan berkata “aku duluan yah” “nanti malam kujemput yah, sayang” jawab Reza sambil mencium pipi Ardi. Ardi hanya menganggukkan kepala.
                   Setelah acara kangen-kangenan antara Ardi dan keluarga-nya, Ardi -pun segera bergegas mandi dan siap-siap untuk jalan dengan Reza, kekasih baru-nya.tepat pukul 08:00 wita, ponsel Ardi berbunyi dan ternyata pesan dari Reza yang berisi “aku udah ada didepan, kamu udah siap?” tanpa membalas pesan itu, Ardi langsung bergegas keluar dan menemui Reza. “Wow, kamu Ardi kan?” kata Reza ketika meliahat Ardi. ”ya iyalah, sayang. Kamu fikir aku ini siapa?” sahut Ardi. “kamu ganteeeeeng banget. Aku gak salah pilih. Ayo naik” jawab Reza. Ardi -pun menaiki motor Reza dan Reza berkata “ aku gak mau kamu jatuh, jadi aku gak bakalan jalan kalo kamu gak meluk aku” dan Ardi melinglarkan tangan-nya dipinggang Reza. Reza masih ngomel dan bilang “Kurang kenceng meluk-nya sayang” Ardi mengalah dan memeluk Reza dengan erat.


                   Motor Reza-pun melaju menuju ke anjungan pantai losari. Ardi hanya diam dan merasakan kehangatan tubuh Reza. Reza membuka pembicaraan “sayang, knp diam?” “aku lagi merasakan kehangatan tubuh kamu”  jawab Ardi. Reza hanya tertawa melihat tingkah kekasih yang dia sayangi itu. Setiba di anjungan pantai losari, mereka berdua menikmati pisang epe sambil memandang pengunjung satu per satu. Selesai makan Reza langsung mengajak Ardi pergi lagi. “sayang, cabut yuk” kata Reza. “mau kemana” jawab Ardi “Hotel” sahut Reza dan Ardi hanya menganggukkan kepala-nya. Setelah chek-in, mereka memasuki kamar mereka, mangunci pintu dan semua terjadi. Tapi sebelum Reza melakukan-nya, Ardi sempat bertanya “kamu yakin?” “sangat yakin” jawab Reza. Akhir-nya malam itu semua terjadi.
                   Tanpa terasa telah 8 bulan Ardi dan Reza menjalin hubungan tersebut dengan bahagia. tapi Ardi merasa ada yang aneh dengan Reza belakangan ini. Reza sudah jarang mengajak Ardi ketemuan bahkan untuk mengirim sms-pun sudah hampir tak  pernah. Ardi yang muak dengan sikap Reza akhirnya angkat bicara. Ia mengirim pesan kepada Reza yang berisi “aku merasa ada yang aneh dengan sikapmu belakangan ini, kamu knp?” dan Reza membalas “maaf, akhir-akhir ini aku sibuk. Ada masalah keluarga yang harus aku selesaikan.” Ardi yang membaca sms itu langsung kaget dikarenakan itu adalah sms pertama dari Reza tanpa menggunakan kata Sayang.
                   Ardi -pun mulai berfikir kalau Reza tak memperdulikan-nya lagi dan ia memutuskan untuk mengakhiri hubungan-nya dengan Reza. Melalui sms, Ardi memutuskan Reza “maafin aku karena aku udah gak tahan dengan ini semua. Aku gak tahan dengan sikap kamu selama ini, jadi maafin aku kalo aku ingin mengakhiri ini semua”. Reza tak memperdulikan sms dari Ardi itu dan akhirnya Ardi mulai menjalani hari-hari-nya sendiri lagi.
                   Seminggu kemudian, Ardi dapat kabar kalau ayah-nya akan dipindah tugaskan di manado dan ayah-nya ingin agar Ardi ikut dengan ayah-nya setelah lulus sekolah untuk bekerja disana. Ardi -pun menyetujui-nya dikarenakan ia ingin melupakan Reza. Disaat yang bersamaan, ada sebuah undangan pernikahan yang ditujukan kepeda Ardi. Tentu saja Ardi penasaran siapa yang akan menikah. Betapa shock-nya Ardi melihat nama pria yang ada diundangan tersebut adalah “Reza Efansyah”.
                   Kaki Ardi melemas seolah tak mampu menahan tubuh Ardi yang kurus itu tapi Ardi berusaha untuk menenangkan hati-nya serta menahan air mata-nya. Tapi, hasil-nya tetap nihil dan air mata Ardi mengalir deras dari mata indah-nya.  Ternyata Reza selama ini tidak merespon Ardi dikarenakan ia sibuk mengurus pernikahan-nya. Jadi yang dia maksud masalah keluarga ialah pernikahan-nya. Hati Ardi seperti tersayat, sakiiiiiiiiiiiiiiiit banget. Tapi, itu semua adalah jalan yang dipilih Reza. Mungkin menurut Reza itu adalah jalan terbaik untuk ia dan Ardi.
                   Hari pernikahan Reza bertepatan dengan hari keberangkatan Ardi ke manado, tapi Ardi berusaha untuk menghadiri pernikahan pria yang ia sayangi tersebut. Sesampai dilokasi acara, Ardi langsung memberikan selamat kepada Reza sebagai tanda bahwa Ardi telah mengikhlaskan Reza untuk menikah. “Selamat yah bro” kata Ardi sambil menahan pemberontak didalam hati-nya. “makasih ya kamu udah bersedia datang” jawab Reza. “aku langsung balik yah soal-nya buru-buru mau ke airport” sahut Ardi. “kamu mau kemana?” jawab Reza lagi “aku mau keluar kota” Ardi berkata sambil berlalu meninggalkan Reza serta memberikan selamat kepada ibu Reza.
                   “Nak Ardi, buru-buru banget mau kemana?” kata ibu Reza yang sudah sangat kenal dengan Ardi. “aku bru-buru tante mau ke airport” jawab Ardi “loh, mau  kemana?” “aku mau ke luar kota tante”jawab Ardi. “iya tante tau, tapi kemana nak? Lama kah?” kata ibu Reza. “mungkin aku bakal tinggal disana tante. Ya udah ya tante Ardi pamit dulu” kata Ardi sambil mencium tangan ibu Reza yang sudah ia anggap sebagai ibu-nya. “hati-hati yah nak” sahut ibu Reza. Ardi sengaja tidak memberitahukan kepada Reza dan keluarga-nya mengenai kemana ia akan pergi karena ia memang ingin Reza tidak mencari-nya lagi.
                   Akhir-nya Ardi pergi meninggalkan makassar dan Reza. Setiba-nya dimanado, ia langsung bekerja disalah satu tambang emas disana. Ia bekerja sebagai seorang officer dan ia menikmati pekerjaan-nya tersebut tapi Reza tetap selalu didalam hati-nya.
                   Cerita ini saya beri judul “Gara-Gara Magang” karena gara-gara ardi magang, dia bertemu dengan Iyan, Cinta pertama-nya dan Reza, cinta terakhirnya.

Sekian

Tidak ada komentar:

Posting Komentar